Magspot Blogger Template

Antrean Panjang di SPBU: Konsumen Gelisah Usai Isu Pengoplosan Pertamax Mengguncang Pasar

Antrian Kendaraan Roda Empat Terlihat Hingga Pintu Masuk SPBU (BTech./Andrean Kristianto)

Pesantrends, Keresahan konsumen semakin terlihat usai merebaknya isu pengoplosan Pertamax, yang dipercaya terjadi melalui pencampuran BBM berkualitas rendah. Gelombang kekhawatiran ini tampak nyata di sejumlah SPBU swasta, di mana antrean panjang mulai menggeser pola lalu lintas pengisian bahan bakar.

Di SPBU Shell TB Simatupang, Jakarta Selatan, situasi pada pukul 23.00 WIB, Jumat (28/2/2025) berubah drastis. Pengendara yang biasanya tak banyak mengunjungi SPBU di jam malam kini rela menunggu dalam barisan panjang demi mendapatkan BBM. Seorang petugas pengisian mengungkapkan,

“Sudah hampir seminggu ini sejak isu itu (pengoplosan BBM). Biasanya jam segini, sudah santai, tetapi belakangan ini ramai.”

Selain Shell, antrean juga terlihat di SPBU Vivo Pamulang, Tangerang Selatan pada Jumat (28/2/2025). (BTech./Andrean Kristianto)

Fenomena serupa juga terjadi di SPBU Vivo Pamulang, Tangerang Selatan. Berdasarkan pantauan pada pukul 11.30 WIB, antrean kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, menunjukkan lonjakan kunjungan yang tidak biasa.

"Penurunan [penjualan] itu hanya terjadi pada 25 Februari 2025, dengan angka sekitar 5%. Namun, kami melihat rerata penjualan harian masih stabil,” ujar Mars Ega Legowo, Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, pasca rapat bersama Komisi XII DPR pada Rabu (26/2/2025).

Di balik keramaian itu, PT Pertamina Patra Niaga mengonfirmasi bahwa penjualan Pertamax sempat mengalami penurunan sebesar 5% dalam satu hari, tepatnya pada 25 Februari 2025.

Isu yang mencuat tak lepas dari dugaan pengoplosan BBM RON 90—bahkan RON 88—yang diolah untuk dijadikan Pertamax RON 92. Dugaan ini semakin kompleks dengan munculnya kasus korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan subholding Pertamina. Kejaksaan Agung tengah menyelidiki kasus yang telah melibatkan enam petinggi subholding dan tiga broker sebagai tersangka.

Kasus ini tidak hanya memicu pertanyaan serius mengenai integritas rantai pasokan BBM nasional, tetapi juga menambah beban kepercayaan publik terhadap industri energi yang sudah terjajah oleh isu korupsi dan kecurangan.

Di tengah situasi ini, konsumen harus berhadapan dengan realitas di mana kepercayaan terhadap kualitas BBM terguncang. Antrian panjang di SPBU menjadi gambaran nyata bagaimana isu pengoplosan dapat berdampak luas, mulai dari perilaku konsumen hingga stabilitas penjualan produk BBM unggulan.

Sementara pemerintah dan Pertamina berupaya memastikan bahwa standar kualitas tetap terjaga, pertanyaan besar pun terus mengambang: Bagaimana langkah nyata akan diambil untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan membersihkan industri dari praktik korupsi serta kecurangan? Jawaban atas pertanyaan ini sangat penting untuk masa depan industri energi nasional dan keamanan konsumen di tengah persaingan global yang semakin ketat.

(Ari)

You are free to comment on this blog, but do not until there are elements of SARA and PORNOGRAFI.Thanks :)

Lebih baru Lebih lama

ads

ads

Pesantrends

نموذج الاتصال